Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah

Salah satu karya dalam dunia akademik yang sangat diapresiasi adalah karya ilmiah. Entah dalam bentuk penelitian ataupun tulisan dalam bentuk jurnal. Tidak bisa dipungkiri dalam dunia pendidikan hal ini sangat berperan penting dalam menunjukkan eksistensi seorang akademisi. Semakin banyak karya ilmiahnya, maka akan diakui kualitasnya. Hanya saja karya ilmiah ini tidak semerta merta dianggap sebagai satu-satunya jalan kesuksesan, ada cara lainnya. Tapi, pada kesempatan ini akan dipaparkan seputar karya ilmiah yang banyak digandrungi bagi mereka yang ingin berkarir di dunia akademik. Pun tidak terkecuali bagi mereka yang tidak memilih berkarir di dunia akademik. Bisa juga sebagai bentuk pembuktian diri atau ingin populer atau motivasi lainnya. Tapi, masih adakah diantara kita yang masih bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan karya ilmiah? Untuk itu mari kita kupas habis seputar karya ilmiah.

Pengertian Karya Ilmiah

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan karya ilmiah? Kalo merujuk kepada rangkaian katanya, istilah ini dibentuk dengan dua kata yaitu karya dan ilmiah. Karya dalam kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI diartikan dengan sesuatu yang mengandung pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan). Selain itu, karya juga dimaksudkan sebagai ciptaan yang bukan saduran, salinan dan juga bukan terjemahan. Makna lainnya, karya juga diartikan sebagai sesuatu yang bukan tiruan. Nah, intinya adalah karya merupakan hasil ciptaan yang bukan tiruan atau istilah kekiniannya bukan copy paste. Adapun bentuk karya yang dimaksud adalah tulisan, lisan maupun berbentuk benda.

Rangkaian kata kedua yaitu ilmiah, adapun ilmiah diartikan sebagai sesuatu yang bersifat ilmu dan juga bersifat ilmu pengetahuan. Dan yang terpenting ilmiah harus memenuhi syarat ataupun kaidah ataupun aturan ilmu pengetahuan. Selain itu, ilmiah juga diartikan sebagai hal yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan. Hal ini secara tersurat menjelaskan bahwa ilmiah harus memiliki landasan yang kuat atau dalam istilah akademiknya memiliki landasan teori.

Sebelum kita masuk pengertian karya ilmiah yang terangkai dari dua kata tersebut, mari kita lihat dulu pengertian karya ilmiah dari beberapa pakar, pertama, Drs. Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi yang menjelaskan bahwa karya ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan penelitian yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.

Selain dua tokoh atau pakar di atas, ada lagi pakar berikutnya yang mendefenisikan tentang karya ilmiah yaitu Brotowidjoyo. Menurutnya, karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Selain tiga tokoh di atas, juga terdapat lagi tokoh atau pakar-pakar lainnya yang juga mencoba mendefenisikan tentang karya ilmiah. Hanya saja dirasa hampir memiliki kesamaan. Sehingga dicukupkan kepada tiga tokoh di atas. Namun, setelah mengetahui bahwa karya ilmiah merupakan rangkaian dari dua kata dan juga ada penjelasan defenisi dari ketiga tokoh di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa karya ilmiah itu adalah rangkaian kegiatan yang dituangkan melalui tulisan berdasarkan kepada tata cara penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Intinya, dalam penulisan karya ilmiah, seorang peneliti dan penulis harus mempergunakan ejaan yang disempurnakan atau EYD dan tata bahasa yang benar sekaligus sistematika penulisan, metodologi penulisan dan teori yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Kenapa harus menggunakan dan mengacu kepada standar ilmiah? Karena sebagaimana yang kita mafhum dari penjelasan di atas bahwa karya ilmiah merupakan suatu penelitian untuk mencari jawaban terhadap permasalahan. Maka, dengan menggunakan standar ilmiah, diharapkan hasil yang ditemukan dalam penelitian tersebut mencapai kevaliditan data dan keakuratannya.

Sampai disini diharapkan dan dirasa sudah sampai pada pemahaman tentang istilah karya ilmiah. Selanjutny yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah bagaimana standarisasi atau identifikasi suatu karya itu disebut karya ilmiah. Maka, akan dipaparkan standarisasi dan identifikasi suatu karya ilmiah yang layak disebut karya ilmiah sebagai berikut.

Identifikasi Karya Ilmiah

Agar dalam proses penulisan dan dalam penelitian menghasilkan karya yang bersifat ilmiah, ada baiknya memperhatikan identifikasi karya ilmiah berikut ini.

  1. Menyajikan Fakta Secara Objektif

Pertama menyajikan fakta secara objektif. Penulis maupun peneliti sebuah karya ilmiah harus menyampaikan data-data yang diperoleh secara objektif yang artinya data tersebut tidak penulis berikan tambahan pendapat atau juga dikurangi dari data yang sebenarnya. Sehingga keaslian dari data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  1. Menyampaikan Ulasan yang Empiris

Kedua, mengemukakan atau menyampaikan segala ulasan dan uraian secara empiris. Artinya paparan yang disampaikan adalah apa yang dilihat dilapangan. Disini dituntut tidak melihat kebenaran dari apa yang dibuat dengan alasan yang beraneka ragam, contohnya dalam mengutip, penulis tidak melihat data yang sebenarnya, akan tetapi malah mengutip dari kutipan orang lain. Atau bisa jadi apa yang disampaik bukan dari data yang sebenarnya melainkan dari spekulatif semata.

  1. Sistemaika Penulisan yang Baik

Selanjutnya, indikasi dari karya ilmiah adalah susunannya, yaitu sistematika penulisan yang baik. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah dibutuhkan sistematika penulisan yang sesuai dengan kaidah yang berlaku pada tempat peneliti berada. Kita masuk ke dalam contoh, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memiliki 7 Fakultas. Di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya memiliki sistematika penulisan karya ilmiah tersendiri, sebagai berikut: terdapat lima BAB di setiap penulisan skripsi, BAB I merupakan proposal penelitian yang mencakup latar belakang maslah, rumusan masalah, batasan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka teori. BAB II berisi Landasan teori dan sejarah atau hal yang berakitan dengan tempat penelitian. BAB III berisi pemaparan data yang dijadikan objek formal penelitian. BAB IV berisi analisis data dan juga pengolahan data sehingga ditemukan solusi terhadap persoalan ilmiah yang dikaji. Tarakhir BAB V merupakan penutup dari skripsi yang ada di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya yaitu simpulan yang mencakup kesimpulan dan saran. Nah, begitulah sistematika penelitian yang ada di fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, tentu hal ini akan berbeda ketentuannya dengna fakultas lainnya meski dalam kampus yang sama, apalagi sudah berbeda kampus. Maka, penting sekali memperhatikan kaidah sistematika penulisan atau penelitian yang baik dan benar.

  1. Penulisan Bersifat Induktif

Penulisan bersifat induktif maksudnya adalah karya ilmiah harus berangkat dengan kerangka induktif sehingga asumsi awal bisa dibuktikan dengan kajian teori. Kajian teori merupakan kumpulan teori-teori yang sedang berkembang pada saat sekarang ini. Penelitian akan diragukan keilmiahannya jika tidak berangkat dari kajian teori dan pendekatan disiplin ilmu tertentu.

 

  1. Asumsi

Selanjutnya asumsi, dalam setiap karya ilmiah harus memiliki asumsi awal. Atau hal ini juga dimaksudkan sebagai hipotesa awal. Beberapa peneliti menjelaskan ini dengan menghubungkan kenyataan dengan teori. Suatu asumsi berarti ada yang tidak sejalan antara kenyataan dan teori. Maka, jika dalam suatu keadaan ditemukan perbedaan dan ketidaksejalanan antara teori dan kenyataan atau data, maka disitulah asumsi itu menjadi penting yang mana hal ini akan melatarbelakangi suatu penelitian ilmiah lahir. Maka, suatu karya ilmiah wajib memiliki asumsi.

  1. Tidak Manifulatif

Tidak manifulatif maksudnya adalah tidak dibenarkan adanya rekayasa data dalam setiap penelitian ilmiah. Apabila data yang disajikan dalam suatu karya ilmiah terdapat data manifulatif,  maka penelitian tersebut tidak bisa lagi dikategorikan sebagai karya ilmiah.

  1. Argumentatif dan Ekspositiris

Terakhir, agar penelitian dikategorikan sebagai karya ilmiah maka wajib dalam pemaparan hasil penelitian dengan argumentative dan ekspositiris. Maksudnya, penyajian harus berlandasrkan nalar ilmiah dan terstruktur. Yang paling harus ada koherensi antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya, atau antara satu paragaraf dengan paragraf lainnya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah koherensi antara rumusan masalah dengan kesimpulan hasil penelitian. Apabila tidak argumentatif apalagi tidak koheren maka karya tersebut bukanlah karya ilmiah.

Jenis-jenis Karya Ilmiah

Setelah memahami defenisi, identifikasi dan standarisasi karya ilmiah, selanjutnya akan dipaparkan tentang jenis-jenis karya ilmiah. Apa sajakah jenis-jenis karya ilmiah itu?

  1. Artikel

Jenis karya ilmiah pertama yaitu artikel. Artikel merupakan tulisan yang berisi pendapat subjektif yang penulisannya tentang suatu masalah atau peristiwa tertentu. Dalam konteks ilmiah, artikel termasuk kategori karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal dan buku yang memuat tulisan dalam bentuk artikel. Artikel dikatakan bersifat ilmiah jika diangkat dari pemikiran dan kajian pustaka ataupun hasil pengembangan suatu penelitian. Kalau Anda penasaran mungkin bisa berkolaborasi dengan Jasa Penulis Artikel.

  1. Makalah

Selanjutnya adalah makalah yang mana merupakan karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah penelitian dan dalam pemecahan permasalahannya menggunakan data-data yang terdapat dilapangan. Karya ilmiah jenis ini harus bersifat empiris dan juga objektif. Dalam penyajiannya, makalah biasanya dipresentasikan dalam sebuah seminar.

  1. Skripsi

Selanjutnya yaitu skripsi yang mana merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana atau strata satu (S-1). Skripsi memuat tulisan yang berisi pendapat penulis atau peneliti atau mahasiswa yang bersangkutan dengan mengacu kepada teori yang telah ada atau komparasi dengan teori yang telah ada.

  1. Kertas kerja

Kertas kerja pada dasarnya merupakan jenis makalah, hanya saja dibuat dengan analisis yang lebih mendalam dan tajam. Selain itu juga dipresentasikan pada seminar atau workshop yang juga dihadiri oleh ilmuwan. Kerja kerja ini juga populer disebut dengan work paper.

  1. Paper

Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan mahasiswa dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi diploma, S-1, S-2 dan S-3. Sistematika penulisannya pun sama dengan artikel dan makalah. Hal ini tergantung dengan panduan yang berlaku pada perguruan tinggi yang bersangkutan.

  1. Tesis

Selanjutnya yaitu tesis yang mana merupakan karya tulis ilmiah bagi mahasiswa program pascasarjana atau program S-2 yang bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang didapat dari penelitian yang dilakukan individu yang bersangkutan.

  1. Disertasi

Selanjutnya disertasi. Disertasi atau Ph. D tesis diperuntukkan bagi mahasiswa program S-3 atau program doctoral untu meraih gelar Doktor/Dr. yang mengemukakan analisis yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan dengan data dan fakta yang valid dan objektif dengan analisis detail dan mengakar. Disertasi suatu temuan penulis atau peneliti sendiri yang berupa temuan yang orisinil.

Nah, demikianlah jenis-jenis karya ilmiah yang ada di Indonesia dan sampai sekarang masih banyak dilakukan dan dikerjakan, khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam civitas akademika. Selanjutnya, akan dipaparkan langkah-langkah dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar.

Langkah-langkah Menulis Karya Ilmiah

Selanjutnya penting juga dipaparkan bagaimana langkah-langkah dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar. Dalam pembuatan suatu karya ilmiah diperlukan beberapa tahapan-tahapan, yang mencakup, tahap persiapan, tahap penulisan dan tahap evaluasi. Berikut rinciannya.

  1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

  • Memilih Topik dan Tema

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :

  1. Isu-isu yang masih hangat.

  2. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.

  3. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.

  4. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.

  5. Mengumpulkan Data

Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

  • Survei Lapangan

Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.

  • Menyusun Bibliografi

Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :

  1. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap

  2. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.

  3. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.

  4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi :

  1. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.

  2. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.

  3. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.

  4. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.

  5. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

  6. Menyusus Hipotesis

Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian

  • Menyusun Rancangan Penelitian

Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan

 

  • Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang Direncanakan

Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian

  • Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data

Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan tersebut.

  • Menganalisis dan Menginterprestasi Data

Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data

  • Merumuskan Kesimpulan dan Teori

Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

  1. Tahap Penulisan

Setelah menyelesaikan tahap awal, maka akan dilanjutkan dengan tahap penulisan. Ada pun tahapan-tahapannya sebagai berikut:

  1. Bagian Pendahuluan

  2. Halaman Sampul

  • Judul

  • Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)

  • Nama, NIM Mahasiswa

  • Lambang Institusi

  • Nama Lengkap Universitas

  1. Halaman logo

  2. Halaman Judul (sama dengan halaman sampul) Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik

  3. Halaman Persetujuan

  • Persetujuan Pembimbing

  • Pengesahan untuk para penguji

  1. Kata Pengantar

  2. Ucapan Terimakasih

  3. Abstrak

  4. Daftar Isi

  5. Daftar tabel, gambar dan lampiran

  6. Bagian Isi

  7. Pendahuluan

  • Latar belakang pengambilan topik

  • Perumusan masalah

  • Tujuan *Umum *Khusus

  • Manfaat Penelitian

  1. Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka

  2. Kerangka Konsep

  • Diagram kerangka konsep

  • Hipotesa

  • Defenisi operasional

  1. Metodologi Penelitian

  • Rancangan/desain penelitian

  • Populasi

  • Pengambilan sampel

  • Cara pengolahan data

  1. Hasil Penelitian

  • Penguraian hasil penelitian

  1. Pembahasan

  • Mebahas hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat

  1. Bagian Penutup

  2. Kesimpulan

  3. Saran

  4. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan

Kegunaan dan Fungsi Karya Ilmiah

Setelah membahas tentang defenisi, standrisasi, jenis-jenis dan juga langkah-langkah dalam menulis ilmiah, maka mungkin ada yang bertanya-tanya apa sesungguhnya yang menjadi manfaat dari karya ilmiah. Adapun kegunaan dan fungsi karya ilmiah sebagai berikut:

  1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;

  2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;

  3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;

  4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;

  5. Memperoleh kepuasan intelektual;

  6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

  7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Nah, demikianlah parapan tentang karya ilmiah, apabila Anda tertarik untuk berlatih lebih keras lagi, ada alternatif yang bisa kami tawarkan dengan menghubungi Jasa Penulis Artikel. Selamat Mencoba!