Kopi, mendengar nama ini sebagian besar dari Anda pasti akan langsung terbayang dengan minuman berwarna hitam dengan cita rasa yang pahit. Minuman kopi memang dibuat dari seduhan biji kopi yang bisa ditambahkan dengan aneka bahan pelengkap seperti krimer, gula ataupun susu. Tapi tahukah Anda dari mana biji kopi tersebut berasal? Biji-biji kopi yang Anda sering Anda konsumsi itu dipanen dari tanaman kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kopi sendiri sudah menjadi salah satu tanaman tahunan yang dibudidayakan untuk tujuan komersil mengingat tingginya permintaan kopi dalam negeri dan luar negeri.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang tanaman kopi, kenali dulu klasifikasi dari tanaman tahunan ini. Tanaman kopi masuk dalam genus Coffea yang termasuk di dalam famili Rubiaceae. Ada banyak sekali jenis spesies yang masuk dalam genus Coffea yang masing-masingnya menghasilkan kopi dengan cita rasa yang berbeda dan khas. Diantara ratusan spesies Coffea, ada 3 spesies yang paling banyak dibudidayakan untuk dikonsumsi yaitu Coffea arabica, Coffea liberica dan Coffea canephora. Coffea arabica ini lazim dikenal sebagai kopi arabika, Coffea canephora banyak dikenal sebagai kopi robusta sedangkan jenis Coffea liberica merupakan spesies dari kopi excelsa dan liberika. Tiap-tiap kopi ini punya karakteristiknya masing-masing mulai dari karakter tanaman, karakter biji kopi hingga rasa yang dihasilkan.
Klasifikasi dan Karakteristik Tanaman Kopi
Seperti halnya tanaman lainnya, tanaman kopi juga punya klasifikasi botanis yang dapat menggambarkan kekerabatan tanaman ini dengan jenis tanaman lain. Adapun klasifikasi botani dari tanaman kopi adalah:
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Tracheophyta
- Class : Magnoliopsida
- Family : Rubiaceae
- Genus : Coffea
- Species : arabica, canephora, liberica
Supaya bisa mengenal lebih jauh tentang kopi mari bahas masing-masing dari ketiga spesies kopi yang ada. Pertama spesies kopi arabika yang bisa dibilang adalah kopi dengan harga lebih mahal karena cita rasa yang lebih kaya dan nikmat. Kopi arabika pertama kali ditemukan di Ethiophoa dan menyebar ke daerah lain. Dalam penyebarannya kopi akhirnya sampai di dataran Arab dan kemudian menyebar lagi ke daratan Eropa hingga ke negara lainnya termasuk Indonesia. Tanaman kopi arabika menyukai lingkungan tumbuh yang dingin dan sejuk dengan ketinggian antara 1000 sampai dengan 2000 meter di atas permukaan laut. Meskipun menyukai udara sejuk bukan berarti kopi ini bisa tumbuh dengan baik di daerah dengan suhu dingin, justru suhu yang terlalu dingin bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
Pohon kopi arabika bisa tumbuh tinggi bahkan mencapai ketinggian sekitar 3 meter. Di dalam satu pohon bisa terdapat banyak dahan dengan dedaunan yang bentuknya mirip dengan daun tanaman kopi jenis lainnya. Namun ada beberapa hal yang membedakan yaitu ukuran daunnya lebih panjang dengan bentuk meruncing di bagian ujungnya. Daun tanaman kopi arabika ini berwarna hijau ketika berusia muda dan berubah warna menjadi cokelat jika daun sudah tua. Ketika memasuki masa berbunga, tanaman kopi arabika ini akan mengeluarkan bunga yang tumbuh dari bagian ketiak daun. Bunga ini akan mengalami proses reproduksi dan menghasilkan buah. Buah kopi ini yang nantinya akan menghasilkan biji kopi yang bisa diolah menjadi minuman kopi yang biasa Anda konsumsi sehari-hari. Rata-rata diperlukan waktu kurang lebih 11 bulan dari tanaman kopi berbunga hingga menghasilkan buah yang siap dipanen untuk diambil bijinya.
Buah yang sudah matang akan menghasilkan biji dengan kualitas yang baik. Biji kopi jenis arabika ini punya ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis kopi lainnya. Setiap kopi tentu punya kandungan zat bernama kafein. Kadar kafein yang terkandung di dalam kopi arabika ini lebih rendah dibandingkan kadar kafein di dalam kopi robusta maupun kopi liberika. Sebaliknya kadar keasaman pada kopi ini justru lebih tinggi. Karakteristik ini dianggap sebagai karakter unggul yang membuat kopi arabika dibanderol dengan harga yang lebih mahal.
Beralih ke spesies kopi robusta yang sangat mudah ditemukan di Indonesia. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa nama latin dari jenis kopi ini adalah Coffea canephora. Kopi robusta sendiri paling banyak ditemukan di Indonesia dan paling banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya yang lebih murah jika dibandingkan kopi arabika. Tanaman kopi robusta punya beberapa karakteristik yang berbeda dengan kopi arabika mulai dari tanamannya, bentuk biji kopinya hingga rasanya. Nama kopi robusta diambil dari kata ‘robust’ yang bermakna kuat. Nama ini disematkan karena memang tanaman kopi robusta memiliki profil yang kokoh sehingga terlihat kuat
Pohon kopi robusta banyak dijumpai karena lingkungan tumbuhnya yang sesuai dengan banyak daerah di Indonesia. Tanaman kopi robusta dapat tumbuh baik pada daerah dataran rendah dengan suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu optimum kopi arabika. Supaya bisa tumbuh dengan baik, tanaman kopi ini sebaiknya ditanam di tanah yang gembur dan juga berpH ideal. Selain itu penting pula untuk menyediakan tanaman penaung untuk pertanaman kopi robusta ini karena dapat mempengaruhi hasil yang nantinya diperoleh.
Lingkungan Indonesia sebagai negara tropis sangat sesuai untuk pertumbuhan kopi robusta sehingga tak heran kalau kopi ini bisa mudah ditemukan dan harganya pun lebih murah. Tanaman kopi robusta sendiri dapat mulai berbuah setelah penanaman kurang lebih 2,5 tahun. Jenis tanaman tahunan ini memerlukan perawatan yang intensif dan optimal agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik hingga menghasilkan buah berkualitas..
Beralih ke karakteristik tanamannya, tanaman kopi robusta memiliki cabang wiwilan yang tumbuh tegak ke atas. Sementara itu cabang primernya tumbuh mendatar. Cabang primer inilah yang nantinya dapat menghasilkan buah kopi. Tanaman kopi robusta punya daun dengan bentuk membulat seperti bentuk telur. Duan-daun ini tumbuh pada bagian batang pohon, ranting serta cabang. Mengenai sistem perakaran, tanaman kopi ini punya sistem perakaran dangkal maka perlu diatasi dengan tanah yang gembur dan kaya bahan organik yang mudah diserap.
Setelah masuk masa berbunga maka tanaman ini akan mengalami pembungaan yang akan berkembang lebih lanjut menjadi buah. Buah kopi robusta muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi merah setelah matang sempurna. Buah kopi ini tidak jatuh dari batangnya namun tetap melekat kuat meskipun sudah matang dan siap dipanen.
Jenis kopi terakhir yang akan diulas adalah kopi liberika. Kopi ini konon berasal dari Liberia dan masuk ke Indonesia melalui bangsa Belanda pada sekitar abad ke-19. Dahulu kopi ini ditanam sebagai pengganti kopi arabika yang pada saat itu banyak yang mati terserang penyakit karat daun. Memang, tanaman kopi liberika ini punya ketahanan yang lebih baik terhadap penyakit karat daun dibandingkan kedua jenis kopi lainnya. Di Indonesia sendiri jenis kopi ini dapat ditemukan di daerah Sumatera tepatnya di Bengkulu dan Jambi. Habitat terbaik untuk tanaman kopi ini adalah daerah dengan ketinggian antara 400 sampai 600 meter di atas permukaan laut dengan kisaran suhu antara 27 sampai 30 derajat celcius. Hebatnya tanaman ini tetap bisa tumbuh dengan cukup baik bahkan di daerah dengan kondisi tanah yang kurang subur. Tanaman kopi liberika pun bisa tahan hidup di lingkungan yang terlalu kering ataupun terlalu basah.
Hama Tanaman Kopi yang Harus Diwaspadai
Tanaman kopi baik arabika, robusta ataupun liberika perlu ditanam dan dipelihara dengan baik agar mampu menghasilkan biji kopi dengan kualitas dan kuantitas seperti yang diharapkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melindungi pohon dari berbagai hama dan penyakit yang mungkin menyerang. Adapun beberapa hama dan penyakit dari tanaman kopi arabika ini sendiri diantaranya:
- Hama Kutu Putih
Hama ini menyerang tanaman kopi di fase generatifnya yaitu setelah terbentuk buah. Biasanya hama yang mempunyai nama latin Pseudococcus citri ini menyerang bagian dompolan buah. Serangan dari hama ini lebih banyak terjadi di permulaan musim kemarau, akibatnya buah-buah berjatuhan, bagian tunas bunga pun mati serta terjadi perubahan bentuk pada daun muda. Tak hanya itu saja, hama ini pun mengeluarkan sekresi berupa cairan manis yang mengundang semut dan menjadi tempat strategis untuk tumbuhnya jamur dan cendawan. Penanganan hama ini bisa dilakukan dengan cara menanam pohon pelidung untuk menaungi tanaman kopi arabika ini. Namun dengan catatan bahwa tanaman pelindung haruslah bersih dan tidak memiliki hama atau penyakit yang dapat menular ke tanaman kopi.
- Hama Bubuk Buah
Hama bubuk buah menyerang tanaman kopi dengan cara meletakkan telur ke dalam biji kopi. Biji kopi yang dipilih oleh hama ini adalah biji kopi yang sudah cukup mengeras kurang lebihs sekitar 7 hari. Telur ini kemudian akan bermetamorfosis menjadi ulat kemudian kepompong dan pada akhirnya berubah menjadi hama dewasa. Satu-satunya cara untuk mengatasi dan menghentikan serangan hama ini adalah dengan memutus rantai perkembangbiakannya. Caranya adalah dengan memetik dan langsung membuang buah-buah kopi yang sudah terserang hama.
- Nematoda
Jika ditanya hama apa yang paling merugikan pertanaman kopi tanah air maka hama nematoda lah jawabannya. Nematoda bernama latin Pratylenchus coffea mampu merusak pertanaman kopi dan menurunkan produktivitasnya ke angka yang cukup signifikan bahkan mencapai 80%. Tanaman kopi yang terserang oleh nematoda ini akan menunjukkan gejala tanaman yang kerdil, pertumbuhannya terhambat, cabang-cabang dan daun tidak mampu tumbuh besar serta lama-kelamaan tanaman akan mati. Ketika tanaman sudah terserang oleh hama ini maka penanganannya cenderung sulit dan dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman.
- Penyakit Karat Daun
Penyakit ini dicirikan dengan adanya bintik berwarna kuning di bagian bawah daun kopi. Bintik kuning ini juga disertai dengan serbuk-serbuk berwarna senada yang lama-kelamaan akan menimbulkan bercak hitam pada daun. Penyakit ini disebabkan oleh paparan jamur Hemelia vastatrix yang banyak ditemui di kebun-kebun kopi. Penyakit ini bisa dikendalikan dan dikurangi dengan menciptakan lingkungan tumbuh yang tidak lembab dan juga tidak terlalu rimbun. Sebaiknya dilakukan pemangkasan secara rutin pada tanaman kopi, selain untuk menghentikan persebaran jamur juga bisa membuat kelembaban lingkunga berkurang.
Jenis-jenis kopi tadi bisa diolah menjadi berbagai hidangan dan minuman yang nikmat dan lezat. Salah satnya adalah dengan berinovasi menambahkan rasa buah pada kopi yang rasa aslinya adalah pahit. Ada banyak jenis buah yang bisa ditambahkan pada kopi salah satunya durian. Kopi durian punya perpaduan 2 bahan dengan aroma yang sama-sama kuat dan saling bisa melengkapi. Kopi durian ini mungkin bisa Anda temukan di beberapa keda kopi. Namun jika ingin membuat sendiri Anda bisa mencampurkan kopi dengan essense durian untuk mendapatkan rasa kopi unik.