Ikan batu atau yang dikenal juga sebagai ikan batu karang atau ikan dornorn merupakan keluarga Synanceiidae. Ikan ini biasanya ditemukan di perairan yang dangkal di kawasan Indo โ Pasifik. Sesuai dengan namanya, ikan batu memiliki rupa yang buruk dan kulit yang mirip dengan batu karang. Kulit yang menyerupai karang inilah yang membuat ia dapat bersembunyi dari incaran predator. Cukup dengan berdiam diri di antara batu karang, selain ia dapat menyembunyikan diri dari predator yang ingin memangsanya, ia juga bisa menjadi pemangsa yang tidak terlihat oleh mangsanya.
Walaupun rupanya yang mirip dengan karang, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa ikan karang berharga dan tertarik untuk memeliharanya. Padahal apabila anda tidak berhati-hati ketika memeliharanya bersama dengan ikan lain dalam akuarium, ikan lainnya bisa mati karena adanya duri berbahaya di kedua sirip ikan karang.
Racun Ikan Batu
Duri tersebut mengandung racun yang dapat menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan pembengkakan ke seluruh lengan maupun kaki hanya dalam beberapa menit saja. Selain itu, apabila sampai terkena racunnya, anda bisa terkena gangguan pernapasan, tekanan darah menjadi rendah, detak jantung tidak karuan dan kematian. Dalam sebuah studi tahun 1994, racun dari ikan karang melepaskan asetilkolin, produk siklooksigenase, substansi P dan juga gangguan pada substrat penyerapan neuronal yang mempunyai aksi langsung pada alfa 1 adrenoreseptor. Pelepasan kimia inilah yang menyebabkan gangguan pada tubuh, seperti pada sistem peredaran darah, neural dan juga hormonal.
Racun yang ada pada ikan batu ini disebut sebagai stonustoxin, sebuah protein golongan thiol yang mampu menghancurkan sel dan jaringan, menyebabkan tekanan darah rendah lalu sel mati. Tahun 1997 ada penelitian yang menyebutkan bahwa racun stonustoxin ini menghasilkan residu kationik yang memiliki peran penting dalam sitolitiknya untuk menginduksi aktivitas hemolitik melewati pembentukan pori di membrane sel. Sifat hemolitik inilah yang membuat sel darah merah mati lebih cepat daripada kecepatan tubuh dalam menghasilkan sel darah merah untuk menggantikan sel yang telah mati.