Sejarah Lahirnya Kota Jakarta

Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang merupakan kota metropolitan dan satu-satunya kota yang ada di Indonesia yang mempunyai status hingga tingkat provinsi. Kota Jakarta cukup luas dengan penduduk yang cukup padat bahkan dikatakan sebagai kota terbesar di Indonesia dan menempati urutan ke-6 di dunia. Bagi masyarakat Indonesia sangat penting untuk mengetahui sejarah dari kota Jakarta ini. Hal ini tentu tidak lain dan tidak bukan karena Jakarta merupakan ibukota dari negara Indonesia yang diakui oleh seluruh masyarakat. Dengan demikian maka sejarah dari kota ini tentu sangat penting untuk diketahui.

Kota Perdagangan Internasional yang Kerap Berganti Nama

Pada dasarnya sejarah dari kota Jakarta ini berawal dari adanya sebuah Bandar kecil di daerah muara Sungai Ciliwung pada 500 tahun yang lalu. Dalam waktu berbeda abad kemudian kota Bandar ini terus berkembang menjadi sebuah pusat perdagangan kancah internasional yang sangat ramai. Berbagai pengetahuan terkait kota Jakarta mulai terkumpul sedikit demi sedikit melalui berbagai penemuan seperti halnya prasasti yang dijumpai di kawasan bandar. Namun penjelasan terkait kota Jakarta hingga awal kali kedatangan para penjajah dari Eropa bisa dibilang cukup sedikit. Pada sebuah laporan penulis Eropa di abad ke-16 menyampaikan bahwa ada sebuah kota dengan nama kelapa, yakni yang menjadi Bandar paling utama di kerajaan Hindu yang bernama kerajaan Sunda dengan ibu kota Pajajaran dan letaknya kurang lebih 40 km di daerah pedalaman dekat Kota Bogor. Para penjajah Portugis adalah rombongan besar dari Eropa yang pertama kali mengunjungi Bandar kelapa. Lalu kota ini di Serang oleh pemuda yang bernama Fatahillah yang berasal dari kerajaan dekat dengan Kalapa.

Saat itu Fatahillah mengubah nama daerah tersebut menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1957. Tanggal tersebut merupakan tanggal hari jadi Kota Jakarta yang hingga saat ini dirayakan setiap tahun. Kemudian bergilir penjajah Belanda datang ke Jayakarta di akhir abad ke-16 dan menguasai kota tersebut. Selanjutnya nama Jayakarta ini diubah lagi menjadi Batavia. Saat itu kondisi alam Batavia sangat berawa-rawa seperti halnya negeri Belanda. Orang-orang Belanda membangun kanal-kanal guna melindungi Batavia dari bencana alam banjir. Saat itu kegiatan pemerintahan kemudian dialihkan untuk dipusatkan di daerah lapangan yang berlokasi Sekitar 500 meter dari daerah bandar. Orang-orang membangun sebuah balai kota yang cukup Anggun dan eksotis yang dijadikan sebagai kedudukan pusat pemerintahan dari kota Batavia. Seiring berjalannya waktu kota ini berkembang melebar ke arah selatan. Pertumbuhan semakin pesat dan menyebabkan keadaan lingkungan menjadi cepat rusak dan membuat para penguasa Belanda harus memindahkan pusat pemerintahan ke daerah yang letaknya lebih tinggi. Daerah ini disebut dengan Weltevreden.

Ketika mengamati kota Jakarta maka seperti halnya membaca sebuah catatan panjang yang menyimpan banyak sekali kejadian bersejarah. Ada banyak bangunan serta lingkungan di Kota Jakarta yang menyimpan beribu jejak perjalanan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan di zamannya. Di dalam cerita bersejarah ada banyak sekali pelajaran terkait pembangunan kota yang tidak bisa lepas dari berbagai masalah. Ketika melihat kota Jakarta yang sekarang maka akan cukup sulit membayangkan bahwa ketika ribuan tahun silam daerah ini terbentuk dari adanya endapan lumpur sungai yang kemudian mengalir Kota Jakarta. Perlu diketahui bahwa Kota Jakarta Bagian daratan berusia sekitar 500 tahun berdasarkan ilmu lapisan tanah. Tidak bisa dipungkiri bahwa kota Jakarta adalah kota yang bisa berkembang dengan pesat yang disebabkan oleh banyak faktor.

Diceritakan bahwa peta Batavia di tahun 1897 mengungkapkan bahwa Kota Jakarta ini mulai ada dengan terbentuknya pemukiman di daerah Muara Ciliwung seperti yang sudah dijelaskan. Saat itu bandar Malaka dikuasai oleh kerajaan Portugal yang bertujuan untuk mencari Jalur laut guna mendapatkan kepulauan Maluku dan mendapatkan sumber rempah-rempah. Saat itu mendarat lah kapal utusan Malaka yang dipimpin oleh Francesco De Sa pada 1522. Menurut laporan Francesco menyatakan bahwa perundingan yang dilakukan dengan muka di Bandar kelapa berada di kekuasaan raja Sunda.

Invasi Bangsa Portugis hingga VOC

Apabila menceritakan terkait kronologis peristiwa penting maka berawal dari tahun 686 masehi ketika Kerajaan Tarumanegara mengalami kehancuran akibat mendapatkan serangan bala tentara dari kerajaan Sriwijaya. Pada abad ke 14 Jakarta mulai masuk ke daerah Kerajaan pakuan Pajajaran atau dinamakan Kerajaan Pajajaran atau Sunda. Kerajaan ini mempunyai sekitar 6 Pelabuhan yakni diantaranya ada Pelabuhan Sunda Kelapa. Kota Pelabuhan ini letaknya di wilayah teluk Jakarta tepatnya di muara Sungai Ciliwung yang sebagai pusat perdagangan terpenting mulai abad ke 12 sampai ke-16.

Pada tanggal 21 Agustus 1522 Sunda Kelapa diincar oleh bangsa Portugis yang sudah ada di daratan Malaka. Bangsa Portugis ingin mendapatkan sambutan yang baik dari Raja Pajajaran. Tidak hanya memiliki kepentingan terkait perdagangan, Raja Pajajaran pun memiliki maksud untuk meminta bantuan dari orang Portugis untuk menghadapi umat Islam yang saat itu sudah memiliki banyak pengikut di Cirebon dan Banten. Bahkan Demak saat itu telah menjadi pusat yang sangat kuat untuk menyebarkan agama Islam.

Saat itu bangsa Portugis dan Raja Pajajaran menandatangani perjanjian kerjasama yang berisi tentang bangsa Portugis yang mendapatkan izin untuk mendirikan benteng di daerah Sunda Kelapa. Perjanjian tersebut dilakukan di wilayah tepi sungai Ciliwung. Akan tetapi perjanjian tersebut tidak bisa diterima oleh Demak yang merupakan kerajaan Islam yang ketika itu sedang mengalami puncak kejayaan. Ketika itu pasukan Fatahillah mampu menduduki wilayah Sunda Kelapa dengan mengerahkan pasukan bala tentaranya. Atas kemenangan tersebut Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa beralih menjadi Jayakarta. Jayakarta ini memiliki arti kemenangan berjaya di mana saat itu merupakan hari yang ditetapkan sebagai hari jadi dari ibukota Jakarta. Dan kemudian kekuasaan Jayakarta pun semakin meluas hingga ke daerah Banten.

Pada tahun 1595, bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman datang ke daerah tersebut yang mendarat di perairan Banten dengan tujuan untuk mencari rempah-rempah. Dan kemudian timbullah Gejolak persaingan yang semakin kuat dan akhirnya menjadi permusuhan. Pada 20 Maret 1602, seorang negarawan dari kerajaan Belanda mengambil prakarsa untuk mengumpulkan pedagang-pedagang Belanda pada satu wadah yang disebut dengan Vereenigde oost Indische Compagnie atau VOC. Bisa dikatakan bahwa VOC ini adalah wadah para konglomerat pada zaman dahulu.

Saat tahun 1617 orang-orang Belanda diberi izin untuk melakukan perdagangan di Jayakarta dan mereka mendapatkan sebidang tanah di bagian timur wilayah Sungai Ciliwung, tepatnya di daerah perkampungan Cina. Di tempat itulah orang-orang Belanda membangun benteng dan kantor yang dijadikan sebagai kubu pertahanan bagi orang-orang Belanda. Akan tetapi kubu tersebut tidaklah disukai oleh masyarakat Yogyakarta bahkan oleh Banten dan Kerajaan Inggris. Hal ini menyebabkan peperangan yang cukup besar. Pada tahun 1619 terjadilah pertempuran segitiga di antara Kerajaan Belanda, Inggris, dan Portugal di wilayah Pelabuhan Sunda Kelapa. Keadaan teluk Jakarta saat itu menjadi merah darah dan merah api dalam waktu sekejap. Ada banyak sekali mayat yang bergelimpangan di daerah Laut Teluk karena gempuran perang yang begitu dahsyat. Saat itu Kerajaan Inggris memenangkan peperangan tersebut.

Pada 30 Mei 1619 CV Gun berhasil menaklukkan dan menguasai wilayah Jakarta. Ketika itu Kerajaan Inggris sudah tidak berkuasa lagi karena sudah berlayar ke wilayah Australia dan meninggalkan wilayah Jayakarta. Sementara untuk armada laut kerajaan Portugal pun meninggalkan Jayakarta dan pergi ke daerah ujung timur Nusantara yakni di Timor Timur. Jayakarta saat itu mulai memasuki Lembaran Baru dan nama Jayakarta diubah menjadi Batavia. Sebenarnya nama Batavia ini merupakan bahasa Belanda yakni Batavia rent yang artinya adalah nenek moyang dari kerajaan Belanda.

Pada saat itu VOC awalnya menjadikan Batavia sebagai pusat berdagang dan menjalankan proses pemerintahan. Dengan menggunakan intrik dan politik adu domba yang dilakukan oleh VOC pada raja-raja yang ada di nusantara menjadikan VOC ini cukup berjaya dalam waktu yang lama. Hal ini pun berlanjut hingga tahun 1798 VOC dibubarkan karena mengalami kejatuhan dan kebangkrutan. Saat itu hutang VOC sangat banyak karena berbagai faktor salah satunya adalah VOC yang korupsi sehingga pemerintah kerajaan Belanda mengambil alih kekuasaan tersebut pada tanggal 1 Januari 1800. Di saat itu Indonesia dipimpin langsung oleh pemerintah dari kerajaan Belanda. Kemudian majelis terkait dengan urusan jajahan di Asia didirikan.

Selanjutnya ketika awal Maret tahun 1942 kekuasaan yang dijalankan oleh kerajaan Belanda diambil alih dan direbut oleh kerajaan Jepang pada perang dunia ke-2. Nama Batavia kemudian dikubur dalam-dalam oleh bala tentara dari Kerajaan Jepang dan kemudian diganti dengan nama Jakarta hingga saat ini. Setiap tahun, Warga Jakarta merayakan hari jadi kota Jakarta dengan berbagai acara yang sangat meriah. Dalam merayakan ulang tahun Jakarta Biasanya banyak yang pesan nasi tumpeng untuk melengkapi acara sehingga akan lebih meriah. Perlu diketahui bahwa sejarah kota Jakarta ini memang begitu panjang dan penuh dengan cerita perjuangan. Dan hal ini tidak akan pernah lepas dari masa penjajahan yang dilakukan oleh berbagai negara.

Apabila menengok sejarah ke belakang maka akan ada banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari sejarah terbentuknya ibukota Jakarta. Ada cukup banyak perjuangan yang dilakukan untuk bisa merebut pemerintahan dan terlepas dari penjajahan. Apalagi Indonesia merupakan negara yang begitu kaya dengan sumber daya alam sehingga banyak sekali bangsa luar yang ingin mengeksploitasinya. Sebagai wujud rasa cinta tanah air maka perlu untuk berpartisipasi dalam merayakan hari jadi ibukota. Untuk mengungkapkan rasa syukur biasanya dengan menggunakan nasi tumpeng yang dinikmati bersama sama. Ada banyak sekali pihak yang pesan nasi tumpeng demi merayakan hari jadi kota Jakarta sehingga lebih meriah dan mampu membakar semangat Pemuda.

Diharapkan semua generasi mengetahui sejarah lahirnya kota Jakarta sehingga mampu dikenang dan diwariskan secara turun-temurun terkait dengan budayanya. Apalagi Jakarta merupakan ibukota Indonesia yang sudah Semestinya menjadi pusat pemerintahan negara yang memiliki perhatian khusus dari berbagai pihak. Bahkan ketika merayakan hari lahir Jakarta maka kota ini begitu ramai dan semarak meriah. Untuk itu tidak heran jika dengan merayakan ulang tahun Jakarta maka bisa membangkitkan semangat para generasi muda untuk bisa melanjutkan perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan negara. Untuk itu setiap warga Jakarta diimbau untuk selalu memberikan sumbangsih dan berpartisipasi dalam membangun kota Jakarta dari berbagai sektor sesuai dengan potensi yang dimiliki.