Mengenal Masjid Al-Aqsha, Masjid Mulianya Umat Islam

Masjid Al-Aqsha merupakan satu dari tiga Masjid Mulia yang bagi umat islam, keutamaannya sangatlah besar. Keutamaan tersebut bahkan langsung disampaikan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al-Quran dan juga disampaikan oleh sabda Rasulullah SAW. Masjid yang juga merupakan tempat yang disucikan umat Islam ini dulunya menjadi kiblat umat muslim dalam menjalankan ibadah.

Berada di kompleks bangunan suci di Kota Yerussalem, kompleks tersebut diberi julukan sebagai Al-Haram Asy-Syarif atau yang berarti “Tanah Suci yang Mulia” oleh umat Islam. Bahkan, umat Islam yang melakukan ibadah haji dan umrah juga akan menyempatkan diri mampir berziarah ke Al-Aqsha selepas dari Tanah Suci Mekkah.

Tapi tahukah kamu jika sekarang ini umat Islam tidak begitu mengenal dan memahami sejarah kiblat pertama muslim ini? Nah… semoga artikel ini dapat memberikan sedikit informasi tentang masjid yang harusnya kita cintai ini ya!

Sejarah Masjid Al-Aqsha

Menurut sejarah, masjid kedua yang dibangun umat Islam setelah Masjidil Haram ini mempunyai peranan penting dalam memajukan perkembangan dan peradaban manusia kala itu. Pasalnya, Masjid Al-Aqsha menjadi pusat dalam menyiarkan Islam oleh Nabi. Berada di Jerusalem yang mana merupakan kota tempat para nabi diutus dan berdakwah, Al-Aqsha juga pernah menjadi tempat singgahnya Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj. Itulah mengapa, baik Al-Aqsha maupun Jerusalem menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Meski saat ini dikuasai oleh kaum Yahudi, tapi dulunya Jerusalem adalah sebuah tempat dimana tanahnya menjadi pijakan para nabi, airnya memberi para nabi minuman, dan udaranya menjadi sumber keberlangsungan hidup para utusan Allah tersebut.

Berdasarkan catatan sejarah dan beberapa pendapat ulama, sejatinya Masjid Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam AS. Konon, ketika sebuah banjir besar di masa Nabi Nuh melanda Bumi, hanya sisa bangunan dari Masjid Al-Aqsha saja yang masih ada. Begitu indahnya sejarah Masjid ini hingga diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits Abu Dzar al-Ghifari RA. Dalam hadits tersebut, Rasulullah menjawab jika Masjid Al-Haram merupakan masjid yang pertama kali ada di dunia. Kemudian disusul Masjid Al-Aqsha dengan jarak pembangunan sekitar 40 tahun lamanya.

Nama-Nama Masjid Al-Aqsha

Ada banyak sekali nama Masjid Al-Aqsha yang mungkin kita sudah tahu, atau mungkin ada yang belum pernah kita dengar. Tentu saja, nama pertama masjid ini adalah Masjid Al-Aqsha yang mana disebut dalam Firman Allah di QS. Al-Isra: 1. Menurut bahasa, Al-Aqsha mempunyai makna “jauh”. Jadi, bisa dikatakan jika Masjid Al-Aqsha berarti masjid yang jauh. Dalam konteks ini, keberadaan masjid suci umat Islam tersebut memang berjarak lumayan jauh dari Masjid Al-Haram.

Nama kedua masjid ini adalah Al-Ardhu Al-Mubarakah. Arti dari nama ini yaitu sebuah tanah yang di dalamnya terdapat penuh keberkahan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Al-Anbiya: 81. Tanah Al-Aqsha memang dikatakan penuh keberkahan karena di dalamnya pernah berpijak Nabi dan Rasul Allah. Maka dari itu, Tuhan pun memberkati seluruh penduduk yang ada disana beserta apa yang ada di dalamnya, mulai dari air, tumbuhan, hingga tanahnya.

Ketiga, masjid Al-Aqsha juga mempunyai nama lain yaitu Baitul Maqdis. Arti dari nama ini yaitu sebuah tempat yang suci. Hal ini juga didukung dari sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Jabir bin Abdullah RA.

Daya Tarik Masjid Al-Aqsha

Masjid kedua yang dibangun di Bumi ini mempunyai luas sekitar 144 dunum. Jika dihitung dengan ukuran modern, 1 dunum bisa dibilang sekitar 100 m2. Sejak dulu hingga sekarang, Masjid ini luasnya tidak berkurang dan bertambah, berbeda dari luas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang hingga kini telah diperluas.

Arsitektur masjid ini dibuat sedemikian rupa megahnya. Di bagian depannya yang mengarah langsung ke Kiblat, kamu bisa melihat dinding berstruktur batu. Di bagian atapnya, ada sebuah kubah berwarna perak keabu-abuan yang juga dikenal dengan nama Qibly Masjid. Pasalnya, bangunan ini merupakan tempat terdekat dengan arah kiblat sehingga dinamai Qibly Masjid tersebut.

Tidak lengkap kalau ke masjidil Aqsha tapi tidak menunaikan shalat. Di dalamnya, kamu bisa beribadah khusyuk lantaran semua fasilitasnya yang bagus dan lengkap. Kalau kamu pernah menginjakkan kaki disana, pasti sangat nyaman sekali lantaran karpetnya yang begitu halus di telapak kaki. Usut punya usut, karpet jenis ini bisa kamu jumpai di salah satu situs tanah air, yakni jual karpet masjid bekasi.

Selain Masjidnya, di kompleks Al-Aqsha juga terdapat Dome of the Rock. Lokasi ini sangat terkenal di kalangan masyarakat dan wisatawan. Pasalnya, bangunan ini juga dinilai sebagai salah satu ikon penting dalam kompleks wisata Masjid Al-Aqsha. Bahkan, tidak jarang lho banyak wisatawan yang mengira jika Dome of the Rock ini adalah Masjid Al-Aqsha itu sendiri. Padahal sejatinya kedua bangunan tersebut berbeda.

Pintu-Pintu Masjid Al-Aqsha

Pintu yang ada di Masjid Al-Aqsha tidak hanya satu, melainkan terdiri dari banyak gerbang untuk dimasuki. Beberapa pintu tersebut bahkan ada di bagian pagar kota Al-Quds dan ada juga yang bertempat di pagar masjid. Masjid seluas 14,4 hektar ini kira-kira mempunyai lebih dari 10 pintu masuk yang hingga kini masih terbuka di bagian utara dan barat. Pintu yang tersebar di bagian timur dan selatan masjid ini ada juga yang ditutup demi alasan keamanan. Biasanya, pintu ini ditutup karena berbatasan langsung dengan pagar kota Al-Quds. Pintu-pintu ini terdapat di sebelah timur dan selatan masjid.

Pasti kalian penasaran kan dengan nama dan sejarah di balik pintu-pintu megah disana? Yuk, simak ulasan berikut ini ya!

  1. Pintu Al-Asbat (Al-Asbat Gate)

Pintu Al-Asbat ada di bagian utara masjid. Direnovasi pada masa Ayyubiyah di tahun 1213 M, pintu ini memiliki 2 daun pintu kayu dengan bagian dalam di pojok pintunya terdapat sebuah tangga yang terhubung langsung menuju lorong bagian utara.

  1. Pintu Hittah (Remission Gate)

Pintu yang juga direnovasi di masa Ayyubiyah pada tahun 1220 M ini ada diantara jajaran pintu kuno masjid di bagian utara, tepatnya di sebelah lorong utara. Lokasinya diapit madrasah Al-Karimiyah dengan madrasah At-Turbah Al-Auhadiyah yang renovasinya dibawah kekuasaan Al-Malik Al-Mu’adzam Isa.

  1. Pintu Al-Atam ( King Faisal’s Gate)

Pintu yang ada diantara pintu Hittah dan Ghawanimah ini lokasinya di bagian utara masjid. Penduduk Baitul Maqdis menjuluki pintu ini dengan nama Al-Atam yang artinya adalah gelap. Selain itu, pintu ini juga disebut sebagai pintu Raja Faisal karena telah dinisbatkan ke Raja Faisal bin Husain di tahun 1930 M. Hal ini lantaran Raja Syiria tersebut berkunjung ke masjidil Aqsha melalui pintu Al-Atam. Pintu ini juga sering disebut Ad-Duwaidariyah lantaran lokasinya yang bersebelahan dengan madrasah Ad-Duwaidariyah.

  1. Pintu Al-Gawanimah (Gate of The Bani Ghanim)

Pintu yang juga dijuluki Gerbang Bani Ghanim ini merupakan pintu pertama yang adai di lorong barat dan didirikan di masa Umawiyah. Pintu yang juga disebut Al-Walid ini diperbaharui di masa Ayyubiyah, tepatnya di tahun 1307 M. bentuk pintu Al-Gawanimah ini persegi panjang dengan lebar dan tinggi yang berbeda.

  1. Pintu An-Nazir (Al-Nazir Gate)

Pintu yang juga bernama Al-Habs yang berarti penjara ini ada di bagian barat masjid dan diperbaharui di masa Ayyubiyah, tepatnya di tahun 1203 M. nama Al-Habs disematkan lantaran pintu ini berjarak sangat dekat dengan sebuah penjara yang ada di masa Kesultanan Turki kala itu.

  1. Pintu Al-Hadid (Iron Gate)

Pintu yang ada di bagian barat masjid ini merupakan satu dari beberapa pintu cabang jalan Bab Al-‘Amud yang mana merupakan jalan masuk menuju Benteng Al-Quds. Pintu yang juga bernama Pintu Argun diperbaharui kala pemerintahan Amir Argun dan mempunyai jendela persegi yang dikelilingi ornament batu.

  1. Pintu Al-Qatanin (Gate of the Cotton Merchants)

Pintu yang ada di bagian barat masjid ini merupakan pintu yang utama dan juga paling besar. Pintu ini juga berlokasi sejajar dengan pasar bernama Qathanin.

  1. Pintu Al-Mitharah (Ablution Gate)

Pintu yang ada di bagian barat masjid ini menuju langsung ke sebuah tempat wudhu sehingga juga dinamakan pintu Al-Mitharah yang berarti pembersihan.

  1. Pintu As-Silsilah (Chain Gate)

Pintu yang juga ada di bagian barat masjid ini menurut beberapa orang berjumlah dua buah, bukan hanya satu. Pintu pertama bernama As-Silsilah. Di dalamnya, diyakini pintu ini dulu merupakan tempat dimana banyak rantai digantung. Pintu kedua bernama As-Sakinah yang mana hanya dibuka saat kondisi darurat saja. Uniknya, di bagian atas pintu As-Silsilah terdapat sebuah kubah yang sangat indah.

  1. Pintu Al-Magharibah (Marocco Gate)

Pintu yang juga dikenal dengan nama pintu An-Nabi ini dulunya diyakini sebagai pintu dimana Rasulullah melewatinya untuk masuk menuju masjid di peristiwa Isra’. Pintu ini juga dinamakan Al-Magharibah yang konon menuju langsung ke Morocco distric. Pintu kayu yang hanya mempunyai satu daun pintu ini berdekatan dengan masjid Al-Buraq yang ada di sebelah utaranya.

  1. Pintu Al-Janaiz

Pintu yang ada di bagian timur masjid ini juga menjadi pagar Kota Al-Quds. Selain Al-Janaiz, hanya pintu Ar-Rahmah yang menemaninya menjadi pagar Al-Quds. Pintu ini secara khusus dipakai untuk membawa jenazah menuju makam rahmah. Sayangnya, pintu ini ditutup demi menjaga Al-Quds dari serangan musuh sejak masa Sultan Shalahuddin.

  1. Pintu Ar-Rahmah dan At-Taubah (Az-Zahabi/ Golden Gate)

Pintu yang ada di bagian timur masjid ini dulunya terbuka sampai perang salib datang. Para tentara salib melewati pintu ini untuk menyerbu Al-Quds sehingga Sultan Shalahuddin pun menutupnya. Bahkan, Sultan Shalahuddin juga menuliskan potongan ayat Al-Qur’an pada pintu ini, yakni potongan Q.S Al-Hadid:13. Menurut kaum Yahudi dan Nashrani, pintu yang juga bernama Az-Zahabi ini diyakini sebagai tempat dimana Isa bin Maryam akan datang di akhir zaman.

  1. Pintu Ats-Tsulasi

Pintu yang ada di bagian selatan masjid ini juga menjadi pintu masuk menuju mushalla Marwani. Sayangnya, pintu ini juga ditutup Sultan Shalahuddin agar Al-Quds aman dari serangan. Di tahun 1990-an, kaum zionis membangun sebuah tangga untuk melewatinya namun berhasil dicegah oleh Yayasan Al-Aqsha.

  1. Pintu Al-Muzdawij

Pintu yang berarti “berjumlah dua” ini ada di bagian selatan masjid dan menjadi pintu masuk Amir serta Sultan saat menunaikan shalat. Pintu yang juga berjejeran dengan Istana Bani Umayyah ini telah ditutup Sultan Shalahuddin agar Al-Quds aman dari serangan.

  1. Pintu Al-Munfarid

Pintu yang minim informasi sejarah ini dulunya merupakan pintu yang juga ditutup Sultan Shalahuddin. Beliau menutup Al-Munfarid demi mencegah tentara Salib memasuki Al-Quds dan memenangkan perang.

Keutamaan Masjid Al-Aqsha

Ada banyak keutamaan yang akan didapat seorang muslim apabila berkunjung dan beribadah di Masjid Al-Aqsha ini. Keutamaan tersebut antara lain pahala ibadahnya yang berlibat ganda. Sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT yang diutarakan Rasulullah SAW dan termuat dalam Hadits Riwayat Hakim serta shahih oleh adz-Dzahabi, bahwasanya siapapun yang beribadah di kompleks Masjidil Aqsha, entah itu di bawah pepohonan yang ada di halaman masjid, entah itu di terasnya, di Qubbatu Shakhrakh, atau bahkan di Jami’ al-Qibli, semua pahalanya akan dinaikkan.

Fakta Menarik tentang Masjid Al-Aqsha

Masjid yang sudah ada sejak zaman para nabi ini tentunya mempunyai berbagai fakta menarik yang sayang untuk dilewatkan. Sebagai seorang muslim dan juga generasi penerus Islam, ada baiknya kita mengetahui dan meyakini fakta-fakta berikut ini :

  1. Kiblat Sebelum Ka’bah al-Musyarrafah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masjid ini dulunya merupakan kiblat umat Islam sebelum Kabah. Hal ini disampaikan oleh Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan dalam Hadits Riwayat Ahmad.

  1. Tempat Isra’ Mi’raj

Pasti kita semua juga sudah tahu jika Masjid Al-Aqsha juga merupakan sebuah tempat dimana Rasulullah singgah dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Ta’ala dalam QS. Al-Isra: 1. Bahkan dalam peristiwa tersebut, Rasulullah sempat menunaikan salat disana dan menjadi imam bagi para nabi lainnya lho.

  1. Landasan Menuju Sidratul Muntaha

Sidratul Muntaha merupakan sebuah tempat yang dituju nabi dalam peristiwa Mi’raj nya. Allah sendiri yang memilih Al-Aqsha sebagai landasan di permukaan bumi untuk Rasulullah terbang menuju Sidratul Muntaha. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA dan dimuat dalam Hadits Riwayat Muslim.

Kala itu, Rasul menunggangi Buraq yang mana merupakan hewan berwarna putih dan mempunyai tinggi lebih dari keledai tapi tidak setinggi bighal. Rasul mengikuti Buraq tersebut dari pintu Baitul Maqdis. Disana memang tempat para nabi mengikat tunggangan mereka. Selepas Rasul beribadah dua rakaat, Jibril mendatanginya sembari membawa bejana berisi susu dan khamr. Tentu saja, Rasul memilih susu dan selepasnya Jibril mengajak beliau menuju langit.

Tentunya peristiwa Mi’raj dari Baitul Maqdis ini juga atas izin Allah. Pasalnya, Allah bisa saja menakdirkan Rasul mi’raj dari lokasi lain, Masjidil Haram misalnya. Namun Allah memilih Baitul Maqdis. Tentunya hal ini bisa menjadi renungan jika sejatinya Allah ingin manusia mengetahui jika Masjid Al-Aqsha ini mempunyai kedudukan yang istimewa.

Pembakaran Masjid al-Aqsha

Mungkin banyak umat Islam zaman sekarang yang tidak tahu jika masjid tercinta ini pernah mengalami peristiwa pembakaran yang dilakukan dibawah kuasa kaum Yahudi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan jika tujuan dari pembakaran tersebut yakni untuk menghilangkan peninggalan peradaban kaum Muslim dalam syiarnya di tanah Al-Quds.

Kejadian ini terjadi di tanggal 21 Agustus 1969, bertepatan dengan tanggal 8 Jumadil Akhir tahun 1389 H. Pada masa itu, tiba-tiba saja para Yahudi menyerang Masjid Al-Aqsha melalui beberapa pintu disana. Sungguh sedih membayangkan bagaimana masjid kebanggaan umat Islam ini diterjang dan dirusak sedemikian jahatnya. Mereka menerjang menuju bangunan utama yakni ke Mushollah al-Qibli. Disana, mereka melakukan pembakaran di beberapa titik, yakni mimbar, mihrab, dekat kubah masjid, dan tempat-tempat strategis lainnya. Bahkan, para tentara tersebut juga memutus saluran air agar masyarakat tidak bisa memadamkannya. Tentu saja, api-api tersebut akhirnya menjalar ke berbagai titik dalam masjid. Beruntung, kaum muslim dibantu dengan kaum nasrani berhasil memadamkannya sebelum api menyentuh kubah. Meski saluran terputus, mereka tiada berputus asa dan bahu-membahu membawa air yang didapat dari sumur di sekitar lokasi.

Namun efek pembakaran sangat terasa. Semua peninggalan lama di Musholla al-Qibli hilang lantaran hancur terbakar. Bagian terasa sebelah utara, atap, hingga ukiran-ukiran yang ada disana beserta peninggalan kuno lainnya juga turut ludes terbakar api. Tidak ada kejelasan hukum dalam kasus ini. Pihak Yahudi mengklaim jika kebakaran tersebut dikarenakan adanya arus listrik. Sementara itu, kaum muslim disana meyakini jika pembakaran tersebut murni disengaja. Bahkan, kasus ini juga menyeret seorang pemuda Australia bernama Dennis Michael Rohan. Ia diklaim sebagai tersangka dan dibebaskan beberapa saat kemudian.

Keadaan Masjid Al-Aqsha Saat Ini

Hingga saat ini, tidak ada ketenangan yang terjadi di tanah Baitul Maqdis. Muslim berkeras mempertahankan rumah ibadah warisan para Nabi ini dengan titik darah penghabisan mereka, sedangkan kaum Yahudi mengklaim jika sejatinya Masjid Al-Aqsha berdiri di atas tempat ibadah mereka yang bernama Al-Haikal Al-Yahudi. Padahal dunia pun tahu, jika Masjid Al-Aqsha merupakan sebuah masjid milik umat Islam yang juga warisan risalah langit dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tentunya sampai akhir zaman nanti, penjajahan kaum Yahudi terhadap penguasaan wilayah Baitul Maqdis tidak akan berhenti. Selain banyak menyebabkan kerusakan, para tentara tersebut juga banyak menghancurkan berbagai situs-situs sejarah Islam di lingkungan sekitar Masjid Al-Aqsha. Kini, bisa dibilang semuanya tinggal kenangan saja. Tidak lagi bisa dilihat dalam sejarah, apalagi bentuk nyatanya. Sebagai contoh, saat ini saja, kita tidak akan lagi menjumpai keberadaan wilayah Morocco District atau yang dikenal dengan perkampungan para orang Maroko. Padahal pada zaman dahulu, mereka menempati wilayah di bagian barat dinding buraq. Mirisnya, di tahun 1967, para penghuni kawasan ini digusur begitu saja dengan boldoser. Kaum Yahudi kemudian mengganti lokasi mereka dengan sebuah tempat ibadah bernama “dinding ratapan”. Tidak hanya itu, mereka bahkan membangun perkampungan disana yang mana sejatinya bukan hak mereka.

Demikianlah ulasan mengenai Masjidil Al-Aqsha dari kami jual karpet masjid Bekasi yang sejatinya wajib muslim ketahui. Semoga bermanfaat.